Mobil Listrik China di RI Ternyata Dirakit di Bekas Pabrik Mobil Korea

Mobil Listrik Dirakit di Bekas Pabrik Mobil Korea

Mobil Listrik China di RI Ternyata Dirakit di Bekas Pabrik Mobil Korea

Mobil Listrik Dirakit di Bekas Pabrik Mobil Korea, terutama mobil listrik kian ekspansif untuk masuk ke pasar otomotif di Indonesia. Ternyata mereka tidak langsung membangun pabrik sendiri dengan nilai investasi yang sangat besar, tetapi menggunakan fasilitas pabrik lain untuk merakit kendaraannya di Indonesia, yakni PT Handal Motor Indonesia (HIM).

PT HIM di ketahui memiliki pengalaman panjang dalam perakitan kendaraan bermotor. Mereka sebelumnya sudah pernah merakit Hyundai H-1.

“Statusnya kita independen, dulu kita namanya Hyundai Indonesia Motor. Tahun 2020 berubah menjadi Handal Indonesia Motor, soalnya Hyundai kan sudah inisiatif luar biasa di Indonesia bangun pabrik dan sebagainya,” ungkap Presiden Direktur Handal Indonesia Motor Denny Siregar di kutip Jumat (7/6/2024).

Saat ini brand mobil China yang mulai merakit kendaraannya ialah Chery, Neta dan di akhir tahun 2024 ini ada Jetour. Handal Indonesia Motor bakal menambah kapasitas pabrik yang ada sekarang di Pondok Ungu dengan membangun pabrik lain di Purwakarta.

“Itu kita ada buat pabrik tiga kali lebih besar dari di Bekasi. Lahannya 38 hektare, kalau yang di sini hanya 12 hektare. Serta kapasitas bila yang di sini 30 ribu unit per tahun, nanti di sana tiga kali lipatnya artinya bisa sampai 90 ribu unit per tahun tapi itu bertahap,” kata Denny.

“Beberapa merek yang ada nanti itu rencananya akan di tempat baru itu. Untuk tempat ini kita spesifik dua merek atau tiga merek termasuk Jetour,” lanjutnya

Pabrikan bakal membangun kapasitas lebih besar untuk memfasilitasi brand mobil China ini melakukan produksinya di RI.

“Mudah-mudahan akhir tahun tempat yang baru itu selesai sebagian, sementara untuk (kapasitas) full baru kuartal tiga tahun depan. Investasinya lumayan, itu sampai 1 koma sekian triliun,” ucapnya.

Latar Belakang

Industri mobil listrik telah menjadi fokus utama bagi sejumlah negara, dengan China dan Korea Selatan menonjol sebagai pemimpin dalam perubahan ini. Dalam perkembangan mengejutkan, terungkap bahwa mobil listrik China yang di produksi di Indonesia sebenarnya di rakit di bekas pabrik mobil Korea. Hal ini memunculkan pertanyaan tentang peran keduanya dalam industri otomotif regional.

  1. Pasar Mobil Listrik China: China telah menegaskan posisinya sebagai pemain utama dalam industri mobil listrik. Perusahaan-perusahaan seperti BYD, NIO, dan Xpeng telah mengukuhkan dominasi pasar dalam negeri dan memperluas kehadiran mereka ke pasar internasional.
  2. Pasar Mobil Indonesia: Indonesia, dengan populasi yang besar dan pertumbuhan urbanisasi yang cepat, di anggap sebagai pasar yang menjanjikan bagi mobil listrik. Dukungan dari pemerintah dalam bentuk insentif kebijakan telah memperkuat minat terhadap mobil ramah lingkungan di negara ini.
  3. Industri Otomotif Korea: Korea Selatan, dengan merek-merek seperti Hyundai dan Kia, telah memainkan peran penting dalam industri otomotif global. Teknologi inovatif dan standar kualitas tinggi telah menjadi ciri khas dari produk-produk otomotif Korea.

Baca juga: Starlink Banting Harga di Indonesia

Pengungkapan

  1. Sumber Daya dan Infrastruktur: Terungkap bahwa perusahaan mobil China yang beroperasi di Indonesia memanfaatkan infrastruktur dan sumber daya yang tersedia dari bekas pabrik mobil Korea yang sebelumnya aktif di negara tersebut. Langkah ini di lakukan untuk mengurangi biaya investasi awal dan mempercepat proses produksi.
  2. Kemitraan Regional: Keterlibatan Korea Selatan dalam rantai produksi mobil listrik China menyoroti pentingnya kerja sama regional dalam industri otomotif Asia. Ini menciptakan hubungan yang saling menguntungkan antara kedua negara, dengan China mendapat akses ke teknologi dan pengetahuan industri dari Korea Selatan, sementara Korea Selatan mendapat manfaat dari investasi China dalam ekonomi regional.

Implikasi dan Dampak

  1. Perubahan Dinamika Pasar: Pengungkapan ini berpotensi merubah persepsi konsumen terhadap merek dan asal-usul mobil listrik China di pasar internasional. Ini juga bisa mempengaruhi dinamika persaingan antara merek-merek mobil listrik dari China, Korea, dan negara-negara lainnya.
  2. Manfaat bagi Indonesia: Keterlibatan perusahaan-perusahaan otomotif China dan Korea dalam produksi mobil listrik di Indonesia. Dapat membawa manfaat signifikan bagi negara ini, termasuk peningkatan lapangan kerja, transfer teknologi, dan meningkatkan daya saing industri otomotif dalam negeri.
  3. Keseimbangan Kekuatan Regional: Dengan China sebagai pemimpin dalam industri mobil listrik dan Korea Selatan sebagai pusat teknologi otomotif. Kolaborasi keduanya dalam produksi mobil listrik di Indonesia dapat mengubah keseimbangan kekuatan regional dalam industri otomotif Asia.

Mobil Listrik China di RI Ternyata Dirakit di Bekas Pabrik Mobil Korea Pengungkapan bahwa mobil listrik China yang di produksi di Indonesia sebenarnya di rakit di bekas pabrik mobil Korea. Menggambarkan kompleksitas dalam industri otomotif global. Ini menunjukkan bahwa kolaborasi regional antara negara-negara Asia memiliki potensi besar untuk merombak landscape industri otomotif secara signifikan. Seiring dengan terus berkembangnya industri mobil listrik. Kemitraan semacam ini mungkin menjadi model untuk kerja sama antarnegara yang lebih luas dalam industri yang terus berubah dan berkembang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *